Selasa, 30 Agustus 2011

Shutter 2004

FILM SHUTTER (2004)

Tanggal Rilis : 9 September 2004 (Thailand)
Jenis Film : Fantasy | Horror | Mystery
Diperankan Oleh : Ananda Everingham, Natthaweeranuch Thongmee and Unnop Chanpaibool

Ringkasan Cerita FILM SHUTTER (2004) :
A young photographer Thun and his girlfriend Jane discover mysterious shadows in their photographs after fleeing the sceen of an accident. As they investigate the phenomenon, they find other photographs contain similar supernatural images, that Thun’s best friends are being haunted as well, and Jane discovers that her boyfriend has not told her everything. It soon becomes clear that you can not escape your past.

The Bang Bang Club

The Bang Bang Club (2010)
Info: http://www.imdb.com/title/tt1173687/
Release Date: 23 June 2011
Genre: Drama
Cast: Ryan Phillippe, Malin Akerman and Taylor Kitsch
Quality: BluRay 720p
Encoder: Kill-9@Ganool
Source: 720p BluRay x264-HD4U
Release Info: NFO
Subtitle: Indonesia, English (N/A)
Sinopsis:
A drama based on the true-life experiences of four combat photographers capturing the final days of apartheid in South Africa.

Foto Jepretan Hasil Karya Ketidakadilan dan Perbedaan

Ketidakadilan dan perbedaan menjadi musuh utama umat manusia. Banyak tragedi mengiris hati yang disebabkan oleh ketidakadilan dan adanya perbedaan ini. Berikut adalah foto hasil jepretan fotografer dunia yang karyanya juga mendunia. Mudah-mudahan dengan foto-foto yang mencerminkan akibat ketidakadilan dan perbedaan ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama bagi penguasa agar ketidakadilan dan perbedaan bisa dihapus di atas muka bumi ini.


Omayra Sánchez 1985
Photographer: Frank Fournier
Omayra Sánchez adalah salah satu dari 25000 korban bencana gunung berapi yang meletus pada 14 November 1985.Gadis yang berusia 13 tahun itu terperangkap selama 3 hari.Gambar ini diambil beberapa minit sebelum beliau meninggal, dan menyebabkan kontroversi atas pemerintah Colombia yang tidak cekap melakukan penyelamatan atas tragedi itu.



The plight of Kosovo refugees 1999
Photographer: Carol Guzy -
Foto ini menunjukkan seorang pelarian Kosovo yang baru berusia 2 tahun bernama Agim Shala sedang melewati pagar kawat berduri di lokasi kem yang didirikan oleh Arab Saudi di Kukes,Albania.Anggota keluarga anak itu berkumpul disitu setelah konflik Kosovo merebak.



Stricken child crawling towards a food camp 1994
Photographer: Kevin Carter
Foto ini diambil pada tahun 1994 semasa krisis kebuluran di Sudan.Gambar ini menunjukkan seorang anak yang merangkak menuju kem bantuan makanan PBB sejauh 1 KM. Seekor burung gagak sedang menunggu anak itu mati ..Gambar ini telah mengejutkan dunia.Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada anak malang itu termasuk, dan fotographer tersebut dikhabarkan membunuh diri seteleh menerima tekanan pelbagai pihak kerana tidak menyelamatkan kanak-kanak itu.



Segregated Water Fountains 1950
Photographer: Elliott Erwitt, Magnum Photos
Gambar air pancuran di North Carolina. Budaya pengasingan kulit hitam dan kulit putih



Burning Monk – The Self-Immolation 1963
Photographer: Malcolm Browne
Gambar seorang rahib Buddha dari Vietnam yang membakar dirinya sendiri hingga mati di kota Saigon.Hal ini dilakukannya sebagai protes pada rezim politik yang melakukan ketidakadilan serta menyekat para rahib Buddha dalam menyebarkan agamanya.



The Triangle Shirtwaist Fire 1911
Photographer: International Ladies Garmet workers Union
Gambar mayat di Perusahaan Triangle Shirtwaist. Peraturan perusahaan itu adalah menutup pintu kilang sehingga para pekerja(kebanyakan pekerja imigran wanita) tidak boleh keluar dengan motif mengelakkan kecurian. Kebakaran terjadi, dan 146 orang meninggal akibat sistem pintu tersebut.



Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6635129

Kisah Fotografer yang bunuh diri



Foto di bawah adalah foto pemenang "Pulitzer Prize" (Award di bidang fotografi, CMIIW) yang diambil pada tahun 1994 ketika bencana kelaparan terjadi di Sudan.
Foto ini menggambarkan seorang anak (balita) Sudan yang sangat kelaparan yang sedang merangkak menuju ke arah tenda makanan PBB yang berjarak 1 kilometer jauhnya.

Sementara si burung pemakan bangkai terlihat sedang menunggu anak yang kelaparan itu mati supaya dia dapat memakannya . Foto ini membuat shock seluruh dunia. Tak ada yang tahu apa yang kemudian terjadi pada anak kecil itu, termasuk sang fotografer Kevin Carter yang langsung meninggalkan lokasi segera setelah mengambil foto tesebut.
3 bulan kemudian, sang fotografer mati bunuh diri karena depresi akan hal tersebut (meninggalkan si anak tanpa berusaha menolongnya menuju tenda makanan PBB).
 


Sumber : http://prabelism.blogspot.com/

Kevin Carter

Sebuah pengantar untuk film kisah nyata Bang Bang Club
Kalau Anda penghobby fotografi dan banyak membaca forum-forum fotografi, apalagi Anda peminat foto-foto jurnalistik atau human interest, Anda pasti pernah mendengar pertanyaan menggoda seperti ini;
“Kalau Anda sedang berhadapan dengan situasi kecelakaan atau hal sejenis dimana itu adalah sebuah momen, apa yang Anda lakukan terlebih dahulu? Menolong orang yang menjadi korban? Atau memotret momentnya terlebih dahulu?
Jawabannya ya terserah Anda.
Kondisi seperti tersebut di atas mungkin sederhana kalau kita tidak pernah mengalaminya sendiri. Tapi bagi rekan-rekan pewarta foto, sebagian tentu sudah pernah mengalaminya. Soal kemudian apa yang kemudian dilakukannya, itu hak dari masing-masing personal. Sesuai dengan standar normalitas dan tanggung jawab yang dipikulnya. Tidak ada yang salah, tidak ada pula yang berani menjamin kebenarannya.
Kembali ke topik;
Seorang fotografer jurnalis Amerika bernama Kevin Carter pada tahun 1993 datang ke Negara Sudan untuk meliput perang saudara. Pada sebuah situasi, Kevin mendapat sebuah foto dahsyat sebagaimana yang Anda lihat di bawah ini.

Vulture

Foto tersebut merekam sebuah kondisi yang super mencekam dimana seorang anak kecil Sudan yang secara fisik sangat menyedihkan sedang berada dalam posisi sekarat. Sementara tak jauh darinya, seekor burung pemakan bangkai (vulture) sedang menunggu. Pesan yang ingin disampaikan adalah seolah burung itu sedang menunggu sang bocah yang menderita itu mati, lalu memakannya. Kabar yang beredar saat itu, sebenarnya sang bocah ini sebenarnya bersama rombongan hendak menuju kamp PBB untuk mendapatkan makanan. Kamp PBB yang dimaksud jaraknya sekitar 1 kilometer dari lokasi pengambilan foto.
Pada 1994, foto yang dimuat di The New York Times ini memenangkan Pulitzer Prize. Sebuah hadiah level tertinggi bagi seorang jurnalis. Tapi apa yang terjadi setelah itu? Protes dari seantero dunia malah membanjiri Kevin. Banyak orang, para pembaca koran, mempertanyakan kenapa Kevin tidak menolong sang bocah dengan mengusir burung itu atau mengangkat bocah itu menuju ke kamp PBB.
Mendapati kondisi semacam itu, Kevin sebenarnya sempat memberikan jawaban. Menurutnya, dia setelah proses pengambilan foto ia mengusir burung tersebut agar menjauh dari bocah Sudan tersebut. Namun sayangnya dalam penjelasannya Kevin tak bisa memastikan apakah sang bocah Sudan itu selamat atau tidak.
Bukannya kebahagiaan yang diperoleh Kevin carter atas Pulitzer yang diterimanya. Tapi karena protes dari seantero dunia yang berdatangan kepadanya dia justru menjadi depresi berat. Beberapa sumber mengatakan bahwa bukan hanya depresi karena hujatan saja yang melanda Kevin carter saat itu. Tapi beberapa masalah diantaranya soal hutang juga membuat Kevin bertambah depresi .
Tepat dua bulan setelah Foto Tersebut menerima Pulitzer, Kevin Carter bunuh diri di Johannesburg, Afrika Selatan
Beberapa rekan jurnalis Kevin bercerita kepada media bahwa sebenarnya Kevin pernah mengaku merasa begitu bersalah karena terlalu mementingkan pekerjaan ketimbang kemanusiaan. Secara pribadi ia mencemaskan nasib anak itu. Jangan-jangan memang mati dilahap burung pemakan bangkai.
Cerita yang paling ironis, ternyata dari penelusuran selanjutnya bocah Sudan yang menjadi obyek foto itu ternyata tidak menjadi santapanvulture. Dia ditemukan dalam keadaan sehat di sebuah kamp pengungsian.


Sumber : Sueswit's Blog

Merekam Gerak dalam Gambar Statis

Shutter speed yang terlalu rendah sering dihindari dalam foto produk atau model, karena sangat rentan terhadap goncangan dan menyebabkan obyek menjadi tidak tajam (blur). Namun dalam berbagai kesempatan lain, shutter speed rendah dapat memberikan hasil yang menarik. Salah satu contohnya adalah foto yang saya ambil di Malioboro saat libur akhir tahun lalu:



Delman yang diam di tengah jalan dengan berbagai kendaraan yang bergerak cepat di sekitarnya, mengingatkan saya bahwa moda transportasi tradisional ini masih tetap bertahan di tengah perkembangan modernisasi sarana transportasi dan tuntutan jaman yang serba cepat.

Data EXIF:
Kamera: Fujifilm Finepix S6500fd
ISO: 200
Shutter speed: 0.7 s
Aperture: f/4.4
Teknis: handheld, auto-timer 2 s

Obyek utamanya kurang tajam akibat shake karena saya tidak menemukan tempat yang tepat untuk menahan kamera, semoga masih dapat dinikmati. :-)
Untuk pembanding, ini contoh teknik slow speed pada foto model, hasil jepretan rekan  Tito Rusbagdja:


 semoga bermanfaat..


Sumber : 

Kepekaan Film/Sensor Digital

Kecepatan Film (ISO/ASA)

Kecepatan sebuah film berarti juga kepekaan film dalam menangkap cahaya, tingkatan kepekaan ini memiliki sebuah standard yang disebut ASA atau ISO. Baik ASA maupun ISO melukiskan bagaimana film bereaksi terhadap cahaya. Konsep ini diterapkan juga pada digital kamera.
Standar kecepatan film juga menggunakan stop, seperti halnya shutter speed dan aperture, untuk contohnya jika anda menukar film yang ada dikamera anda ISO 50 dengan ISO 200 berarti anda menukar film dengan film yang lebih cepat 2 stop( dari ISO50 ke ISO200 naik 2 stop)
Berikut ini daftar iso yang berbeda 1 stop tiap angka berdekatan
ISO25 – ISO50 – ISO100 – ISO200 – ISO400 – ISO800 – ISO1600 – ISO3200
Film cepat bereaksi sangat cepat terhadap cahaya, sangat berguna pada kondisi cahaya lemah, atau kurang cahaya.



Tingkatan kecepatan
sensitivitas
kontras
grain
50 ISO/ASA
rendah
rendah
Rendah
100 ISO/ASA
sedang
sedang
Sedang
200 ISO/ASA
Sedang
sedang
sedang
400 ISO/ASA
Tinggi
tinggi
Tinggi
800 ISO/ASA
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi


Angka lebih kecil = film lebih lambat = membutuhkan cahaya lebih banyak = lebih lama exposure nya
angka lebih besar = film cepat = membutuhkan lebih sedikit cahaya = exposure lebih cepat.











Sumber :  Hady Pranoto blogspot

What Fotografi..?

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.



SEJARAH FOTOGRAFI


Contoh Beberapa Foto


Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826.




Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839.




Foto berwarna yang pertama dibuat oleh Louis Ducos du Hauron pada tahun 1877.











Sumber : Wikipedia Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...